Pendidikan secara sederhana berarti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.30 Pendidikan diartikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Mengulas pembahasan sebelumnya bahwa Pendidikan Islam memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang di idealkan. Telah ditegaskan bahwa pendidikan Islam adalah nama sebuah sistem, yaitu sistem pendidikan Islam. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Berkaitan dengan hal tersebut penulis mempertegas bahwa metode keteladanan adalah salah satu metode yang bersumber dari al-Qur’an. Oleh karena itu, pendidik berperan penting bagaimana agar menjadi sosok muslim yang di idealkan.
Metode keteladanan (uswah hasanah) dalam perspektif pendidikan Islam adalah metode influentif yang paling meyakinkan bagi keberhasilan pembentukan aspek moral, spiritual dan etos sosial peserta didik. Kurangnya teladan dari para pendidik dalam mengamalkan nilai-nilai Islam menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya krisis moral. Aplikasi metode
keteladanan dalam pendidikan Islam tidak hanya didukung oleh pendidik, tetapi juga orang tua dan lingkungannya yang saling sinergis. Keteladanan pendidik, orang tua, masyarakat, di sadari atau tidak akan melekat pada diri, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun hal yang bersifat material dan spiritual. Pendidik harus mampu berperan sebagai panutan terhadap anak didiknya, orang tua sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan semua pihak dapat memberikan contoh yang baik dalam kehidupannya.
Berdasarkan apa yang telah diungkapkan Armai Arif bahwa metode keteladanan adalah salah satu pedoman untuk bertindak, kita mungkin saja dapat menyusun sistem pendidikan yang lengkap tetapi semua itu masih memerlukan realisasi, dan realisasi itu dilaksanakan oleh pendidik.
Kaitannya dengan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, di mana tujuan pendidikan Islam sebagaimana pembahasan sebelumnya yaitu, mencetak anak didik yang mampu bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar serta mengamalkan amar makruf nahi mungkar kepada sesama manusia. Untuk mewujudkan tujuan- tujuan di atas, pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten.
Secara psikologis, sebagaimana dikatakan Tamyiz Burhanudin, bahwa manusia sangat memerlukan keteladanan untuk mengembangkan sifat-sifat dan potensinya. Pendidikan dengan cara memberi contoh-contoh konkret pada para siswa. Dalam pendidikan pesantren, pemberian contoh- contoh ini sangat ditekankan, kyai atau Ustadz harus senantiasa memberikan keteladanan yang baik kepada bagi para santri, dalam ibadah- ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan. Semakin konsekuen seorang ustadz menjaga tingkah lakunya, semakin didengar ajaran dan nasihatnya.
Pendidik, terutama orang tua dalam rumah tangga dan guru di sekolah adalah contoh ideal bagi anak. Salah satu ciri utama anak adalah meniru sadar atau tidak, akan meneladani segala, tindakan, dan prilaku orang tuanya, baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan maupun dalam pemunculan sikap-sikap kejiwaan, seperti emosi, sentimen, kepekaan, dan sebagainya.
Keinginan anak dapat terealisasi apabila ia melihat figur teladan, yang menarik perhatiannya. Kedua orang tua dan guru harus membangun akhlaknya sendiri untuk memotivasi anak agar mau mengikutinya. Semakin anak merasa kagum, maka semakin besar pula keinginannya untuk meneladani.
Menurut penulis, metode keteladanan sangat berperan penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam, karena dengan adanya teladan yang baik yang di tanamkan kepada seorang anak, maka akan melahirkan kepribadian yang baik terhadap anak, dalam hal ini terkait dengan data-data yang sudah terkumpul dalam bab sebelumnya.
Abdullah Nashih Ulwan mengemukakan bahwa pendidikan dengan memberi teladan secara baik, merupakan faktor yang sangat memberikan bekas dalam memperbaiki anak, memberi petunjuk, dan mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang secara bersama-sama membangun kehidupan.37 Dalam pendidikan Islam Keteladanan juga di jadikan sebagai metode yang sangat berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Abdullah Nashih Ulwan Pada bab sebelumnya.
Menurut penulis, metode keteladanan terdapat nilai edukatif yang sangat penting dan cocok diterapkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan Islam. Alasannya, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ahmad tafsir Bahwa pelaksanaan realisasi itu memerlukan seperangkat metode, metode itu merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan.
Mengapa peneladanan sangat efektif untuk internalisasi? karena murid secara psikologis senang meniru, kedua karena sanksi-sanksi sosial, yaitu seseorang akan merasa bersalah bila ia tidak meniru orang-orang di sekitarnya. Dalam Islam, peneladanan ini sangat diistimewakan dengan menyebut bahwa Nabi itu teladan yang baik (uswah hasanah). Nabi dan Tuhan menyatakan teladanilah Nabi. Dalam perintah yang ekstrem disebutkan barang siapa yang menginginkan berjumpa dengan Tuhannya hendaklah ia mengikuti Allah dan Rasul-Nya. Jika di atas dikatakan pembelajaran agama Islam selama ini gagal pada bagian keberagamaan,